AHLAN WASAHLAN YAA... AKHIY WA UKHTI

Bila iman telah sirna maka dunia ini tidak ada amannya,dan tidak ada artinya dunia bagi orang-orang yang menghidupkan agama maka barang siapa rela hidup tanpa agama berarti ia telah rela kehancuran menjadi teman hidupnya.
jangan terpedaya engkau oleh seorang ahli pidato,lantaran pidatonyasebelum kelihatan bukti pada perbuatannya.sesungguhnya perkataan itu adalah sumbernya hati lidah hanyalah dijalankan sebagai tanda dari hati.

Jumat, 27 Mei 2011

Menag : Guru Harus Paham Lingkungan

Menag : Guru Harus Paham Lingkungan
Makassar(Pinmas)--Guru harus ``paham`` perubahan yang terjadi pada lingkugannya, selain harus terus menerus mengasah kemampuan mengajar juga tak boleh kalah dengan santri atau para muridnya dalam hal ilmu pengetahuan, kata Dirjen Bimas Islam Prof. Nasaruddin Umar MA di Makassar, Senin.

Dirjen Bimas Islam mewakili Menteri Agama Suryadharma Ali pada rapat koordinasi Kantor wilayah Kementeerian Agama Provinsi Sulawesi Selatan --- menyatakan merasa perlu menekankan hal ini karena tak sedikit tenaga pengajar seolah tak perlu tahu akan persoalan bangsa dan masalah aktual yang terjadi di sekitarnya.

Guru harus `peka` dengan persoalan di sekitarnya. Jangan sampai murid lebih pandai dari gurunya. Seperti persoalan konsep Negara Islam Indonesia (NII), radialisme, paham sekuler dan lainnya, katanya.

Menjadi guru tak perlu merasa takut akan kesepian, karena untuk menambah ilmu pengetahuan banyak tersebar perpustakaan, internet dan sumber informasi lain yang bisa diperoleh. "Jangan menonton tontonan tak mendidik. Jauhkan sikap malas," imbaunya.

Dirjen Bimas Islam memberi apresiasi atas laporan Kakanwil Kemenag Dr. H. Hamka MAg yang menyebut lulusan UN 2011, yang diikuti 10.120 peserta tingkan MAN/MAS dengan presentase kelulusan di atas 98 persen. Jika dibanding tahun-tahun sebelumnya, dari lembaga pendidikan Islam biasanya presentase kelulusannya tak terlalu baik.

Hal itu mengandung makna ada kemajuan. Tapi, sesungguhnya yang diinginkan dari proses pendidikan bukan itu saja, masih ada yaitu jangan sampai anak semakin pandai namun semakin kurang ajar dengan orangtua.

Jadi, pendidikan pada esensinya adalah menjadikan seseorang intelek dalam berfikir, cerdas secara spiritual dan berakhlak. Kecerdasan dan angka prestasi sekolah harus berbanding lurus dengan akhlak.

``Apa kata agama, diikuti olah yang bersangkutan. Apa yang dikerjakaan orang tersebut sesuai dengan nilai agamanya,`` ia menjelaskan.

Ke depan, Nasaruddin berharap dunia pendidikan di tanah air tak melulu memasang target pada aspek kualitas prestasi tapi juga mengindahkan kualitas yang didalamnya termuat pembelajaran tentang ahlak. Pendidikan tak bisa dilakukan dengan pendekata ``kacamata kuda``, tetapi harus dilakukan secara konprehensif.

Karena itu pula seorang guru tak harus melulu berpandangan pada bidang yang digeluti, atau menjadi bidangnya saja. Ia harus tahu lainnya. Misal seorang guru IPA jugaharus tahu pelajaran yang mendasar, seperti soal mandi hadas besar, tata cara berwudu, katanya.

Sesuai dengan ajaran Islam, guru harus meningkatkan diri. Karena itu ayat yang turun, Iqra, hendaknya dapat dipahami dan dapat diaplikasikan, katanya penuh harap. (ant/es)

Apakah Anda pecinta Rosulullah MUHAMMAD SAW ,BUKTIKAN ..!Q.S. Al-Imran ayat 31

قل إن كنتم تحبون الله فاتبعوني يحببكم الله ويغفر لكم ذنوبكم والله غفور رحيم

Katakanlah: "Jika kamu (benar-benar) mencintai Allah, ikutilah aku, niscaya Allah mengasihi dan mengampuni dosa-dosamu." Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.