AHLAN WASAHLAN YAA... AKHIY WA UKHTI

Bila iman telah sirna maka dunia ini tidak ada amannya,dan tidak ada artinya dunia bagi orang-orang yang menghidupkan agama maka barang siapa rela hidup tanpa agama berarti ia telah rela kehancuran menjadi teman hidupnya.
jangan terpedaya engkau oleh seorang ahli pidato,lantaran pidatonyasebelum kelihatan bukti pada perbuatannya.sesungguhnya perkataan itu adalah sumbernya hati lidah hanyalah dijalankan sebagai tanda dari hati.

Minggu, 31 Juli 2011

Akhir Hayat

Kematian, melenyapkan semua kenikmatan. Memisahkan apa yang terhimpun. Meyatimkan anak-anak lelaki dan perempuan. Membuat pahit nafas. Memindahkan penghuni istana ke dalam kubur. Menempelkan pipi dengan tanah liang lahat. Menyamakan pemimpin dan yang dipimpin. Mendatangi orang-orang yang pintar dan kaya. Mengejutkan mereka yang gembira dengan kedukaan. Bahkan mendatangi seorang bayi yang masih menyusu pada sang ibu. Mendatangi orang yang tidur di atas bantal. Menurunkan kedudukan pemimpin dari kepimpinannya.
Kematian berseru setiap pagi : “Nyawa...nyawa...” Dan berseru setiap senja : “Betapa ruginya orang-orang yang hidup.” Ia mengatakan kepada manusia : “ Kalian semakin mendekati kematian dan kehancuran. Setiap kalian berjalan menuju ketiadaan. Wahai orang yang mengagumi kemudaannya, menuhankan pakaian dan penampilannya, merasa terlindung dengan para pengawal dan benteng-benteng. Apakah kalian lupa pada kematian yang semakin dekat kepadamu ? Wahai orang yang disibukkan dengan mendirikan rumah mewah, kecintaan yang berlebihan pada kampung halaman, merasa aman dari musibah. Sesungguhnya kematian akan mendatangimu dan menghancurkan rumah-rumahmu.”

Kematian, ibarat minuman yang beracun yang digilirkan atas orang-orang yang hidup. Semua manusia harus meminumnya. Kematian, tak memandang waktu yang sesuai. Ia bisa mendatangi orang yang sedang duduk, berjalan atau di atas kenderaan. Di malam pengantin, saat berkumpul para tetamu, kematian pun bisa datang dengan tiba-tiba, menyerang dengan segenap pasukannya. Ia bisa merampas tidak kira pengantin perempuan atau lelaki. Misi kedatangannya hanyalah satu, yakni mencabut nyawa. Seorang anak dilahirkan dan akan pergi kembali akhirnya. Kematian datang mengejutkan dan menakutkan semua orang. Senyuman orang yang dicintai berubah derai air mata.
Seorang yang soleh berdiri di sisi kuburan dan air matanya menitis. Ia mengatakan, “Wahai kematian, apa yang engkau lakukan atas orang-orang yang kucintai ? Apa yang engkau buat terhadap para sahabatku ? ” Kematian menjawab (jawapan yang dilontarkan dari orang yang soleh juga), “Aku telah melahap pipi mereka. Aku lenyapkan dua mata mereka. Aku lumatkan bibir mereka. Aku potong kedua belah telinga mereka. Aku pisahan dua tangan dari lengan. Aku pisahkan dua lengan dari dua tangan. Aku pisahkan tangan dari tubuh. Aku pisahkan dua kaki dari dua telapak kaki. Aku pisahkan dua telapak kaki dari betis. Aku pisahkan betis dari peha. Aku pisahkan dua peha dari tubuh.
Jika engkau lihat istana berdiri megah, penguasa yang kasar dan kejam...Ingatlah kematian akan menjadikan istana seperti tanah, kerajaannya akan menjadi liang kubur.
Jika kalian melihat seorang wanita mempunyai paras yang cantik bak taman yang indah atau kebun yang menyejukkan...Ingatlah kematian akan menghapuskan semua kecantikan dan keindahan. Celakalah orang yang disibukkan dengan hartanya, menuhankan kecantikan dan kemolekannya. Bilakah diri akan tersedar wahai diri yang mencintai dan mabuk dengan dunia terhadap keindahannya yang menipu. Tidakkah engkau ingat...saat dikeluarkan apa yang ada di dalam kubur dan diungkapkan apa yang ada di dada.
Sebahagian pendahulu yang soleh apabila mengingati kematian lalu kekuatannya menjadi lemah dan suara tangisannya meninggi. Sebahagian mereka ada yang hampir hilang akal dan pecah perasaan hatinya. Maka, jika engkau melihat saudara-saudara, tetangga dan kerabat, ingatlah “Semua yang ada di dunia adalahlah fana.”Jika engkau melihat taman, pepohonan, ingatlah “Semua yang ada di dunia adalah fana.”
Jika engkau menyaksikan istana, rumah indah, kebahagiaan, ingatlah hari di saat kebangkitan dari kubur dan diungkapkan apa yang ada di dalam dada.
Allah swt menamakan kematian sebagai musibah. Sedangkan kalian tidak pernah tahu kedatangannya. Kematian meragut nyawa orang yang kuat dan lemah, orang yang rendah dan mulia, orang yang menang dan kalah. Lalu kubur orang yang kaya bisa berdampingan dengan kubur orang yang fakir. Kubur orang biasa bisa berdampingan dengan kubur pepimpin.
Kematian selalu datang tiba-tiba tanpa meminta izin. Kematian menyerang tanpa ada seorangpun yang bisa mendapat rasa aman. Kadang kala kematian tidak membiarkan pemuda sampai menghabiskan masa mudanya. Tidak membiarkan seseorang puas mencintai yang dicintainya. Mengambil pakaian daripada pemiliknya yang belum sempat memakainya. Kematian menjadikan orang yang menanam tidak sempat menikmati hasilnya. Kematian, mempunyai banyak bentuk dan peristiwa. Kadang-kadang, ia bisa saja datang dengan bentuk penyakit atau luka. Kadang kala ia bisa datang dalam peperangan, dalam kelaparan, atau dalam suasana apapun. Kerana yang penting adalah misi kematian yang harus terjadi.
“Katakanlah, sesungguhnya kematian yang kalian lari darinya, pasti mendatangi kalian.”
“Kemanapun engkau berada, kalian akan dijangkau oleh kematian mestipun kalian berada di benteng-benteng yang kukuh.”
Kematian telah mendatangi para Rasul dan Nabi. Ia juga telah mendatangi para Wali Allah. Juga para penguasa, para ulama, para cerdik pandai. Mereka semua telah meminum air cawannya. Tidak ada pemilik istana yang selamat. Tidak ada pecinta dunia yang bisa menghindar dari kematian meskipun ia penat berharap.

Dipetik dari : Berteduhlah di Taman Hati (Dr. Aidh Abdullah Al-Qarni)

Tidak ada komentar: